Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Istana Tampak Siring Bali, Berdiri Atas Prakarsa Soekarno Setelah Indonesia Merdeka

Kompas.com - 07/03/2021, 15:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Istana Tampak Siring adalah salah satu istana kepresidenan di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.

Istana tersebut berjarak sekitar 40 kilometer dari Denpasar dan berada di ketinggian 700 meter dari permukaan laut.

Tampaksiring, memiliki curah hujan yang cukup tinggi dan berlokasi di atas perbukitan. Sehingga hawa di lingkungan istana cukup sejuk dan cenderung dingin di malam hari, terutama saat musim kemarau.

Pemandangan di sekitar Tampaksiring, sangat indah. Di sebelah utara, terlihat jelas Gunung Batur dan di sebelah timur tampa Gunung Agung.

Istana Tampak Siring berada di atas tanah berbukit dan dikelilingi sawah teras miring.

Baca juga: 16.000 Ha Lahan Kosong Disulap Jadi Obyek Wisata Sawah Tampak Siring

Legenda Tapaksiring

Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.BARRY KUSUMA Candi Gunung Kawi di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Nama Tampaksiring, berasal dari dua buah kata bahasa Bali yaitu tampak (bermakna ”telapak”) dan siring (bermakna “miring”).

Menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa.

Raja Mayadenawa sangat pandai dan sakti mandraguna. Tetapi sayangnya ia bersifat angkara muka.

Raja ini juga menganggap dirinya dewa dan menyuruh rakyatnya untuk menyembahnya.

Baca juga: Ngopi Asyik di Tampaksiring Sambil Belajar soal Kopi

Akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan bala tentaranya untuk menghancurkan Mayadenawa.

Mayadenawa pun lari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya agar pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu ialah jejak manusia/jejaknya.

Usaha Mayadewana gagal dan ia ditangkap oleh para pengejarnya.

Sebelum ditangkap, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air yang beracun yang menyebabkan para pengejarnya mati setelah meminum air dari mata air tersebut.

Baca juga: 30 Tahun Bekerja Sebagai Pemandu Wisata di Bali, Efendy: 10 Bulan Terakhir Tak Ada Pemasukan

Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut.

Air penawar racun itu kemudian bernama Tirta Empul (bermakna “air suci”).

Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah yang kemudian dikenal dengan nama Tampak Siring.

Menurut riwayatnya, di salah satu sudut kawasan Istana Tampak Siring, menghadap kolam Tirta Empul di kaki bukit, dulu pernah ada bangunan peristirahatan milik Kerajaan Gianyar.

Namun saat ini di atas lahan tersebut berdiri Wisma Merdeka salah satu bagian Istana Tampak Siring yang pertama kali dibangun.

Baca juga: 9 Tempat Wisata di Bali yang Cocok untuk Menenangkan Diri

Dibangun setelah Indonesia merdeka

Umat Hindu dan wisatawan mengantre untuk menikmati kesegaran air pancuran di obyek wisata pemandian suci Tirta Empul yang menjadi satu kompleks dengan Istana Tampaksiring di Ubud, Bali, Minggu (7/8/2016). Potensi wisata alam dan adat menjadi andalan pariwisata Gianyar.KOMPAS/RIZA FATHONI Umat Hindu dan wisatawan mengantre untuk menikmati kesegaran air pancuran di obyek wisata pemandian suci Tirta Empul yang menjadi satu kompleks dengan Istana Tampaksiring di Ubud, Bali, Minggu (7/8/2016). Potensi wisata alam dan adat menjadi andalan pariwisata Gianyar.
Dikutip dari Setneg.go.id, Istana Kepresidenan Tampak Siring adalah satu-satunya Istana Kepresidenan yang dibangun setelah Kemerdekaan Indonesia.

Pembangunannya dimulai tahun 1957 sampai dengan tahun 1960. Presiden Soekarno adalah tokoh di balik pembangunan istana kepresidenan di Bali.

Kala itu, ia meminta agar ada peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan juga tmu-tamu negara yang berkunjung ke Bali.

Tampaksiring dipilih karena udaranya sejuk dan lokasinya jauh dari keramaian kota sehingga cocok untuk peristirahatan.

Baca juga: Sambut Libur Panjang, Obyek Wisata di Bali Jamin Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Istana Tampak Siring dibangun secara bertahap sejak tahun 1957. Arsiteknya ialah R.M. Soedarsono.

Bangunan pertama berdiri pada tahun 1957 yaitu Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira.

Pembangunan berikutnya dilaksanakan pada tahun 1958.

Selanjutnya untuk kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7 sampai dengan 8 Oktober 2003, dibangun gedung baru beserta fasilitas-fasilitasnya untuk pelaksanaan konferensi.

Selain itu juga dilakukan renovasi Balai Wantilan.

Baca juga: 5 Desa Wisata di Bali yang Wajib Dikunjungi, Mana Saja?

Selain tanah dan bangunan, Istana Kepresidenan Tampak Siring juga memiliki hewan peliharaan kijang yang berasal dari Istana Bogor.

Ada dua jenis kijang di Tampaksiring yaitu Kijang Totol dan Kijang Bawean.

Istana Kepresidenan Tampak Siring memberikan kenyamanan kepada para pengunjungnya dengan membangun pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Bentar, Kori agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai Bengongnya.

Baca juga: 2 Tempat Wisata di Bali Tawarkan Pengalaman Terbaik di Dunia, Mana Saja?

Tamu pertama adalah raja dari Thailand

Satria Agrowisata di Jalan Raya Kintamani, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis (6/9/2018). Di sini wisatawan dapat menemukan tempat ngopi sekaligus belajar seluk beluk kopi. ARSIP FORWAPAR Satria Agrowisata di Jalan Raya Kintamani, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis (6/9/2018). Di sini wisatawan dapat menemukan tempat ngopi sekaligus belajar seluk beluk kopi.
Tamu negara yang pertama kali menginap di istana ini ialah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand, yang datang pada 1957 bersama Permaisurinya, Ratu Sirikit.

Tamu negara lainnya yang pernah menginap di Tampak Siring adalah Presiden Ne Win dari Birma (sekarang Myanmar), Presiden Tito dari Yugoslavia, Presiden Ho Chin Minh dari Vietnam, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri Khruschev dari Uni Soviet, Ratu Juliana dari Negeri Belanda, dan Kaisar Hirohito dari Jepang.

Salah satu bagian dari Istana Kepresidenan Tampak Siring yaitu Wisma Merdeka.

Pada masa Kepresidenan pertama Republik Indonesia, tempat ini difungsikan sebagai tempat Presiden Soekarno dalam mencari inspirasinya, merumuskan pemikiran-pemikiran, serta menuliskan pidato-pidatonya.

Baca juga: 5.000 Pemandu Wisata di Bali Tak Punya Pekerjaan, Mau Banting Setir Tak Ada Lowongan

Seiring berjalannya waktu, fungsi dari Istana Kepresidenan Tampaksiring mengalami perkembangan.

Selain sebagai tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan Kepresidenan, Istana Kepresidenan Tampak Siring juga berfungsi sebagai tempat pariwisata.

Masyarakat umum dapat mengunjungi Istana Tampaksiring dalam waktu-waktu tertentu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ABK di Pelabuhan Benoa Bali Bunuh Pekerja Seks di Kamar Kos, Korban Dicekik Kabel Catok Rambut

ABK di Pelabuhan Benoa Bali Bunuh Pekerja Seks di Kamar Kos, Korban Dicekik Kabel Catok Rambut

Denpasar
Kebakaran Rumah Kos di Bali, 3 Orang Tewas

Kebakaran Rumah Kos di Bali, 3 Orang Tewas

Denpasar
Wisatawan Asal Medan yang Hilang Tenggelam di Pantai Legian Bali Ditemukan Tewas

Wisatawan Asal Medan yang Hilang Tenggelam di Pantai Legian Bali Ditemukan Tewas

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Pemotor yang Berkendara Zig-zag karena Mabuk dan Tantang Polisi di Buleleng Dibebaskan

Pemotor yang Berkendara Zig-zag karena Mabuk dan Tantang Polisi di Buleleng Dibebaskan

Denpasar
Pekerja Seks Asal Bogor ke Bali untuk 'Open BO', Dibunuh Pelanggan, Mayatnya Disimpan Dalam Koper

Pekerja Seks Asal Bogor ke Bali untuk "Open BO", Dibunuh Pelanggan, Mayatnya Disimpan Dalam Koper

Denpasar
Paman Korban Ungkap Dugaan Kecemburuan Senior STIP di Balik Kematian Ponakannya: Dia Akan Dikirim ke China

Paman Korban Ungkap Dugaan Kecemburuan Senior STIP di Balik Kematian Ponakannya: Dia Akan Dikirim ke China

Denpasar
Wisatawan China Tewas saat 'Snorkeling' di Pantai Lovina Bali

Wisatawan China Tewas saat "Snorkeling" di Pantai Lovina Bali

Denpasar
Wanita yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Baru 3 Hari Berada di Bali

Wanita yang Mayatnya Ditemukan Dalam Koper Baru 3 Hari Berada di Bali

Denpasar
Ayah Ungkap Sosok Putu Satria, Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior

Ayah Ungkap Sosok Putu Satria, Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior

Denpasar
Dari Kos, Pelaku Pembunuhan di Bali Bawa Koper Berisi Mayat Wanita

Dari Kos, Pelaku Pembunuhan di Bali Bawa Koper Berisi Mayat Wanita

Denpasar
Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Jimbaran Bali

Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Jimbaran Bali

Denpasar
Lagi, Kasus Mayat Dalam Koper, Terjadi di Bali dan Pelaku Sudah Ditangkap

Lagi, Kasus Mayat Dalam Koper, Terjadi di Bali dan Pelaku Sudah Ditangkap

Denpasar
Keluarga Menangis Saat Peti Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Tiba di Bali

Keluarga Menangis Saat Peti Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Tiba di Bali

Denpasar
Pengendara Motor Mabuk Tantang Polisi di Buleleng, Berakhir Ditangkap

Pengendara Motor Mabuk Tantang Polisi di Buleleng, Berakhir Ditangkap

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com