Pura Ponjok Batu Buleleng

Bali dikenal sebagai pulau seribu pura, sehingga tidak mengherankan di pulau ini banyak bangunan suci pura, beberapa diantaranya menawarkan pemandangan cantik, memiliki latar belakang kisah sejarah yang unik.

Kisah sejarah tersebut biasanya berdasarkan penemuan barang-barang peninggalan dari peradaban manusia pada jaman lampau, prasasti ataupun cerita rakyat yang melegenda.

Lokasi tempat suci agama Hindu tersebut, biasanya bertempat jauh dari keramaian, seperti pegunungan,  di tengah hutan ataupun pesisir dan tentunya menawarkan pemandangan alam yang menawan, sehingga banyak pura juga menjadi objek wisata, tujuan tour wisatawan yang liburan ke pulau Dewata Bali.

Seperti halnya keberadaan pura Ponjok Batu yang terletak di wilayah pesisir desa Julah, Kecamatan Tejakula di Buleleng ini, selain memiliki latar belakang sejarah menarik, pura Ponjok Batu ini terlihat cantik dan unik dengan keberadaan perahu batu di tengah laut, melengkapi daftar objek wisata di kawasan Bali Utara.

Pura Ponjok Batu Buleleng di Buleleng

Objek wisata pura Ponjok Batu memang belum begitu populer bagi wisatawan yang datang di Bali, tetapi jika mereka liburan dan wisata ke kawasan Bali Utara (Buleleng) atau Bali Timur (Karangasem), pura Ponjok Batu ini cukup terjangkau, lokasinya di jalan raya utama Buleleng – Karangasem.

baca juga: objek wisata dan tempat rekreasi alam di Buleleng >>>>

Berbeda halnya jika dari kawasan pariwisata Bali Selatan seperti Kuta, Nusa dua, Jimbaran atau kawasan dekat Bandara Ngurah Rai, jarak tempuh menuju tempat ini sekitar 100 km, sehingga jarang agen perjalanan wisata mengemas tour mereka menuju ke objek wisata Pura Ponjok Batu.

Tempat-tempat wisata populer terdekat dari pura Ponjok Batu diantaranya, jarak dari kota Singaraja di Buleleng sekitar 23 km, Air Sanih 7 km sedangkan air terjun Yeh Mampeh 13.5 km.

Kilas sejarah pura Ponjok Batu

Keberadaan Pura Ponjok Batu tidak lepas dari sejarah kedatangan Brahmana suci dari Jawa pada abad ke-15 pada masa pemerintahan raja Waturenngong di Bali, beliau adalah Danghyang Nirartha atau Danghyang Dwijendra seorang pendeta Siwa Sidanta yang bergelar Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh.

Beliau diangkat sebagai penasehat raja Waturenggong, sangat dihormati karena pengabdian yang sangat tinggi pada kerajaan dan juga karena ajaran-ajaran spiritualnya, serta mampu menanggulangi berbagai masalah dan meningkatkan kemakmuran.

Bahkan dengan kemampuan spiritual dan kekuatan bathinnya mampu mengetahui benih-benih keruntuhan Hindu di Jawa. di Lombok sendiri beliau dikenal sebagai Tuan Semeru.

Objek wisata Pura Ponjok Batu

Dari latar belakang sejarah Pura Ponjok Batu serta kaitannya dengan kedatangan Danghyang Nirartha, maka Pura Ponjok Batu ini merupakan Pura Dang Kahyangan, untuk menghormati orang-orang suci yang berhubungan perkembangan agama Hindu pada masa tersebut.

Namun demikian Pura Ponjok Batu memiliki rekaman sejarah panjang kalau di telusuri, termasuk juga kajian arkeologis, di kawasan ini ditemukan juga benda purbakala.

Pura Ponjok Batu yang juga merupakan salah satu objek wisata di kawasan Bali Utara atau Kabupaten Buleleng bisa ditelusuri melalui kebudayaan manusia pada masa lampau (arkeologi), berdasarkan prasasti (efigrafi) dan cerita rakyat (folklore).

baca juga: jenis Pura di Bali >>>>

Dari segi arkeologis, pada saat pemugaran untuk perbaikan pura Ponjok Batu pada tahun 1995 ditemukan sarkopagus atau peti mayat (sarkopah) yang terbuat dari batu cadas.

Menurut kajian arkeologis ini tentu bisa diketahui bahwa sarkofagus tersebut adalah peninggalan benda purbakala dari jaman perundagian di Bali (tahun 2500-3000 SM), sebuah jaman yang sudah sangat tua.

Sarkofagus tersebut adalah tempat disemayamkannya jasad dari tokoh yang dihormati di masyarakat, seperti kepala adat atau kepala suku. Ini bisa diasumsikan bahwa di kawasan pura Ponjok Batu tersebut dihuni oleh penduduk yang mendukung adanya budaya sarkofagus.

Berikut dari kajian efigrafi, Desa Julah sendiri diketahui bahwa tempat ini adalah pemukiman penduduk yang ramai, ini merujuk dari sejumlah prasasti yang ada dan dikeluarkan oleh raja-raja yang berasal dari dinasti Warmadewa.

Mulai prasasti dari raja Raja Sang Sri Aji Ugrasena (tahun 923 M) sampai Raja Sri Prabu Jayapangus (1181 M). Raja-raja yang berkuasa pada masa pemerintahan (923-1343 M), hampir semuanya mengeluarka prasasti tentang keberadaan desa Julah.

Termasuk juga perintah untuk menjaga semua pura yang berada di desa tersebut, tentunya juga adalah Pura Ponjok Batu yang berada di desa tersebut, walaupun tidak disebutkan secara spesifik.

Arca batu berbentuk perahu di Pura Ponjok Batu

Dinasti Warmadewa berkuasa sampai 1343, hal tersebut ditandai dengan runtuhnya kerajaan Bedahulu yang dikalahkan oleh Majapahit, maka selanjutnya di mulailah pemerintahan dan dinasti baru dari dinasti Kepakisan.  Dinasti ini berpusat di Samprangan, kemudian pusat kerajaan berpindah ke Gelgel.

Pada pemerintahan raja Waturenggong, pemerintahan jua memperhatikan keadaan pura-pura yang ada di Bali, diawali kedatangan Dang Hyang Nirartha atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh ke kawasan Bali Utara seperti ke pura Pulaki dan termasuk juga Pura Ponjok Batu.

baca juga: sejarah kerajaan Buleleng >>>>

Dan seperti diketahui juga dimanapun pura tempat Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi, disana juga akan dibuat sebuah pelinggih untuk memuja beliau, seperti juga halnya di Pura Ponjok Batu. Semenjak kedatangan Dang Hyang Nirartha, nilai-nilai spiritual Hindu di Bali mulai bangkit.

Ada cerita juga yang melegenda, bahwa ada awak perahu yang berasal dari Lombok, perahunya karam tidak bisa kemana-mana, yang mana sebelumnya awak perahu tersebut melihat batu bersinar di tengah laut, kemudian batu tersebut didatangi dan kemudian dibelah.

Awak perahu tidak bisa kemana-mana, akhirnya datang pertolongan dari Dang Hyang Nirartha dan awak kapal tersebut bisa diselamatkan. Batu tersebut sekarang masih ada di pantai Ponjok Batu.

Pura Ponjok Batu yang memancarkan sinar terus menerus, walaupun pura terus telah ditinggalkan menuju Lombok oleh Danghyang Nirartha.

Sedangkan sisi folklore atau cerita rakyat, sejarah pura Ponjok Batu yang berkembang sampai saat ini di masyarakat, berasal dari cerita Ida Batara di Bali yang menimbang kawasan Utara Balli dari pura Penimbangan di desa Panji Buleleng.

Setelah ditimbang, ternyata bagian Timur kawasan ini lebih ringan dibandingkan bagian barat, untuk menyeimbangkannya maka Ida Bhatara berkenan menambahkan tumpukan batu pada sisi Timur, sehingga akhirnya menjadi seimbang, untuk itulah dinamakan Ponjok Batu.

Demikian latar belakang sejarah berdirinya pura Ponjok Batu tersebut serta kaitannya dengan kedatangan Danghyang Nirartha ke Bali.

Piodalan atau pujawali di pura Ponjok Batu setiap dua kali setahun yaitu setiap Purnama Desta dan Sasih Kasa Pangelong Ping Tiga.

Pura Ponjok Batu dikenal warga sebagai tempat pemujaan untuk memohon berkah dan keselamatan, selain itu di bibir pantai ada sumber mata air yang muncul dari pasir hitam dan disini sebagai tempat melukat (penyucian diri) yang tujuannya untuk memohon obat (nunas tamba) dan mohon keselamatan.

baca juga: paket tour Bali Utara >>>>

Pura Ponjok Batu terletak di pinggir pantai, sehingga pemandangan alam sekitarnya terlihat indah dan menawan, sehingga tidak mengherankan pura Ponjok Batu menjadi salah satu objek wisata di kawasan pariwisata Bali Utara.

Yang cukup unik lagi di kawasan pura Ponjok Batu, di tengah pantai terdapat sebuah arca batu yang berbentuk perahu kecil yang beralaskan sebongkah batu. Perahu kecil tersebut disucikan dan kerap dilakukan persembahyangan.

Wisata alam petualangan seperti rekreasi kapal selam Odyssey Submarine Bali, rekreasi rafting di Ubud, watersport dan juga cruise tersedia lengkap di web ini. Juga ada paket tour murah di Bali, mulai dari tour setengah hari sampai 6 hari tour, lengkap dengan layanan sewa mobil di Bali dan sewa bus pariwisata, layanan fast boat ke Gili Trawangan Lombok dan juga speed boat ke Nusa Lembongan di tawarkan dengan harga lebih murah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top