Keangkeran Bunut Bolong di Desa Manggissari, Jembrana. Pengantin Baru Dilarang Melintas di Jalan Ini. Jika Melanggar, Ini Akibatnya

- Senin, 25 Maret 2024 | 14:45 WIB
Bunut Bolong di Jembrana (balitravelnews.id)
Bunut Bolong di Jembrana (balitravelnews.id)

Boleh percaya, boleh tidak.

Ada keunikan di Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Jembrana.

Untuk sampai di tempat ini, pengunjung akan melewati hutan dan perkebunan masyarakat seperti karet, cengkeh, coklat, jagung, singkong dan bunga.

Di kawasan ini terdapat sebuah pohon raksasa bernama Bunut Bolong.

Baca Juga: Katanya Terinspirasi dari Hari Raya Nyepi di Bali. The Westin Resort & Spa Ubud Rayakan Earth Hour dengan Melukis dalam Gelap

Bunut adalah nama pohon dan Bolong artinya berlubang. Hal ini yang menyebabkan area ini bernama Banjar Bunut Bolong.

Umur pohon ini sudah sangat tua dan diperkirakan lebih dari ratusan tahun. Tingginya sekitar 60 meter dengan diameter keliling yang cukup besar.  

Meskipun berlubang, pohon ini tetap tumbuh kokoh dan kuat . Ajaibnya, di tengah-tengah pohon itu, terdapat jalan raya dimana akses ini bisa menghubungkan jalur Jembrana-Singaraja.  

Baca Juga: Ini Plus Minus Menggelar Resepsi Pernikahan di Hotel. Ada Hotel yang Cocok untuk Pasangan Milenial dan GenZ di Pusat Kota Denpasar

Sampai sekarang, masyarakat setempat percaya bahwa kawasan dengan aura magis ini terkenal angker. Bahkan sering terjadi hal hal aneh di luar akal sehat.

Salah satu warga setempat sekaligus rohaniawan, Jero Mangku Ketut Naba menyampaikan, asal muasal lubang pohon ini konon dibuat pada jaman penjajahan Sekutu kira-kira tahun 1928.

“Berdasarkan cerita leluhur dan para panglingsir, Dulu lubangnya kecil. Lantas Sekutu menyuruh tawanananya untuk kerja rodi dan memperbesar lubangnya untuk memperlancar akses perjalanan,” tuturnya.

Baca Juga: Kendaraan Anda Bermasalah saat Bersembahyang ke Pura Besakih? PBMB Buka Posko Siaga 24 Jam Selama Berlangsungnya IBTK 2024

Ketika proyek berlangsung, sambung Mangku Naba, ada kejadian aneh. Saking angkernya, 50 lebih pekerja rodi meninggal setelah menebang beberapa akar dan batang.

Halaman:

Editor: Gde Palgunadi

Sumber: balitravelnews.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini