Lima Mata Air Suci di Pura Ponjok Batu, untuk Melukat-Nunas Tamba

Lima Mata Air Suci di Pura Ponjok Batu, untuk Melukat-Nunas Tamba

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Minggu, 06 Nov 2022 22:37 WIB
Panca Tirta tempat melukat dan nunas tamba di Pura Ponjok Batu, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Made Wijaya Kusuma
Foto: Panca Tirta tempat melukat dan nunas tamba di Pura Ponjok Batu, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Made Wijaya Kusuma
Buleleng -

Pura Ponjok Batu menjadi salah satu pura terkenal di Bali. Pura ini banyak didatangi oleh umat hindu di Bali, sebab dipercaya sebagai tempat petilasan Dang Hyang Nirarta atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh.

Tak hanya itu, pura yang berada di pesisir pantai Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali ini, memiliki sejumlah keunikan. Salah satunya terdapat 5 sumber mata air yang sering digunakan sebagai tempat melukat (penyucian diri) dan nunas tamba (meminta obat dan rezeki).

Jro Mangku Pura Ponjok Batu, Jro Mangku Nyoman Parsa mengatakan, Pura Ponjok Batu sering didatangi oleh umat hindu di Bali untuk sembahyang sekaligus melukat di sumber mata air yang disebut panca tirta. Panca tirta berada tepat di areal pesisir pantai, yang juga disebut campuhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pura Ponjok Batu menjadi salah satu pura terkenal di Bali. Pura ini banyak didatangi oleh umat hindu di Bali, sebab dipercaya sebagai tempat petilasan Dang Hyang Nirarta atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh. Foto: Made Wijaya KusumaPura Ponjok Batu menjadi salah satu pura terkenal di Bali. Pura ini banyak didatangi oleh umat hindu di Bali, sebab dipercaya sebagai tempat petilasan Dang Hyang Nirarta atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh. Foto: Made Wijaya Kusuma Foto: Pura Ponjok Batu menjadi salah satu pura terkenal di Bali. Pura ini banyak didatangi oleh umat hindu di Bali, sebab dipercaya sebagai tempat petilasan Dang Hyang Nirarta atau Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh. Foto: Made Wijaya Kusuma

Campuhan artinya percampuran mata air, sebab kelima mata air berasal dari sumber yang berbeda. Kelima sumber mata air itu mewakili lima penjuru mata angin.

ADVERTISEMENT

Masing-masing di antaranya dipercaya bersumber dari beberapa gunung di Indonesia yakni Gunung Batur, Gunung Beratan Tamblingan, Gunung Rinjani, Gunung Agung, serta satu di antaranya berasal dari air laut.

"Di sini dikenal juga dengan pecampuhan, atau percampuran lima mata air, satu dari air laut, dan yang lainnya muncul dari bawah bebatuan dan pasir, dipercaya berasal dari Gunung Beratan, Gunung Batur, Gunung Agung dan Gunung Rinjani," kata Jro Mangku Pura Ponjok Batu, Jro Mangku Nyoman Parsa saat ditemui detikBali, Minggu (6/11/2022).

Jro Mangku Parsa menyebut, banyak orang yang datang melukat mempunyai berbagai tujuan. Salah satunya yakni untuk nunas ubad atau nunas tamba, karena mengalami sakit non medis.

Tidak sedikit orang yang sembuh setelah melukat di panca tirta. Bahkan beberapa di antaranya mengalami kejadian aneh saat melukat, seperti muntah darah, tidak bisa membedakan rasa mata air asin dan tawar, hingga mengeluarkan jarum dari mulut.

Untuk melukat di Pura Ponjok Batu, pemedek tidak dikenai biaya, namun harus menyediakan sarana berupa banten pejati.

"Kalau mau melukat harus sembahyang dulu, menggunakan banten pejati, selain panca tirta, di sini juga ada toya kelebutan disebut tirta pasupati yang digunakan untuk prosesi upacara seperti membersihkan pratima, serta upacara setelah ngaben," jelasnya.

Tak hanya itu, pura yang berada di pesisir pantai Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali ini, memiliki sejumlah keunikan, salah satunya terdapat 5 sumber mata air yang sering digunakan sebagai tempat melukat (penyucian diri) dan nunas tamba. Foto: Made Wijaya KusumaTak hanya itu, pura yang berada di pesisir pantai Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali ini, memiliki sejumlah keunikan, salah satunya terdapat 5 sumber mata air yang sering digunakan sebagai tempat melukat (penyucian diri) dan nunas tamba. Foto: Made Wijaya Kusuma Foto: Tak hanya itu, pura yang berada di pesisir pantai Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali ini, memiliki sejumlah keunikan, salah satunya terdapat 5 sumber mata air yang sering digunakan sebagai tempat melukat (penyucian diri) dan nunas tamba. Foto: Made Wijaya Kusuma



Simak Video "Viral Dua Turis Cekcok Saat Melukat di Tirta Empul Tampaksiring"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)