Pura Samuan Tiga: Sejarah, Peninggalan, hingga Tradisi Siat Sampian

Pura Samuan Tiga: Sejarah, Peninggalan, hingga Tradisi Siat Sampian

Ni Kadek Restu Tresnawati - detikBali
Minggu, 08 Okt 2023 01:30 WIB
Pura Samuan Tiga.
Pura Samuan Tiga. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Gianyar -

Pura Samuan Tiga memiliki sejarah dan peran yang besar dalam menjaga persatuan di Bali. Pura ini berlokasi di Jalan Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.

Simak sejarah hingga tradisi di Pura Samuan Tiga seperti dirangkum detikBali dari berbagai sumber.

Sejarah Pura Samuan Tiga

Awalnya, berkembang banyak sekte dan aliran kepercayaan di Bali. Dilansir dari Jurnal Nirwasita Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, pura ini merupakan tempat pertemuan atau pesamuhan agung para pemimpin untuk menyelesaikan permasalahan sekte yang ada.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan ini dipimpin oleh Mpu Kuturan dan anggota rapat adalah sembilan pemimpin sekte dengan konsep pemujaan ortodok (memuja pohon, batu, angin besar). Sekte ini kemudian disatukan di Pura Gunung Goak (nama awal Pura Samuan Tiga) dan menghasilkan keputusan yang positif.

Mpu Kuturan mencetuskan ide untuk mendirikan Pura Kahyangan Tiga dengan konsep desa pakraman di Bali. Pura ini terdiri dari dua kata, yakni Kahyangan yang berarti tempat suci dan Tiga yang berarti tiga.

ADVERTISEMENT

Pura Kahyangan Tiga merupakan tiga tempat suci yang akhirnya dihubungkan dengan konsep Trimurti yang terdiri dari Dewa Brahma (Pura Desa), Dewa Wisnu (Pura Puseh), dan Dewa Siwa (Pura Dalem). Sejak itulah, desa pakraman atau desa adat eksis dengan Kahyangan Tiga-nya sebagai simbol persatuan masyarakat Bali.

Lambat laun, Pura Gunung Goak resmi berubah nama menjadi Pura Samuan Tiga. Samuan berarti pertemuan, yang menjadi cikal bakal persatuan Bali dan mengenang peristiwa pertemuan antara sembilan sekte yang ada.

Terbagi Menjadi Sapta Loka

Secara umum, Pura Samuan Tiga terdiri dari tiga halaman, yakni utama, tengah, dan sisi (jaba). Pada halaman utama, terdapat tujuh mandala atau halaman yang dikenal dengan Sapta Loka. Alasan pembagian ini karena terdapat pura lagi di dalam Samuan Tiga dan diberi halaman-halaman. Meskipun terbagi, tingkatan yang digunakan tetap menggunakan prinsip Bhur, Bvah, dan Svah.

Peninggalan Pura Samuan Tiga

Selain digunakan sebagai tempat persembahyangan, Pura Samuan Tiga juga dijadikan sebagai tempat wisata. Pura ini telah ditetapkan sebagai salah satu citus cagar budaya atas naungan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali. Wisatawan biasanya berdatangan ke tempat ini untuk melihat beberapa peninggalan yang ada, seperti batu bergores.

Batu bergores ini dipercaya sebagai alat untuk mengasah senjata tajam pada masa tersebut. Mitos juga menyebutkan jika canang ataupun bunga yang diletakkan di atas batu bergores bisa menghilang secara tiba-tiba. Selain itu, keunikan arsitektur dan struktur bangunan pura juga menjadi peninggalan dari Pura Samuan Tiga yang mengundang wisatawan ingin berkunjung.

Tradisi Siat Sampian

Pura Samuan Tiga hingga saat ini masih dilestarikan, begitu juga dengan tradisi yang ada di dalamnya, yaitu Siat Sampian. Tradisi ini rutin dilaksanakan saat upacara piodalan di Pura Samuan Tiga.

Masyarakat percaya jika tradisi ini merupakan salah satu media pengobatan secara niskala (alam gaib). Siat Sampian sendiri berasal dari kata "Siat" yang berarti perang dan "Sampian" artinya rangkaian janur sebagai salah satu sarana upacara.

Tradisi siat sampian ini dilakukan setelah tiga rangkaian upacara di Pura Samuan Tiga sudah selesai. Pertama adalah Ngeluaran, masyarakat masuk ke pura dengan membawa banten atau sesajen.

Pada hari kedua, akan dilaksanakan upacara nampyog dengan melibatkan premas atau masyarakat yang membawa banten dan menggunakan selendang untuk menari mengelilingi area utama mandala pura.

Rangkaian selanjutnya adalah nunas amertha dengan tujuan menyucikan areal pura beserta isinya. Setelah ketiga rangkaian ini terlaksana, masyarakat akan melakukan tradisi siat sampian yang mana mereka akan saling bersorak melemparkan sampian dan menyerang.

Artikel ini ditulis oleh Ni Kadek Restu Tresnawati peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Pria Jaksel Dibekuk di Bali Usai Beli Kartu Kredit Orang Lain Via Dark Web"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)