Tips Menikmati Sunrise di Puncak Gunung Penanggungan Via Mojokerto

Tips Menikmati Sunrise di Puncak Gunung Penanggungan Via Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Minggu, 25 Des 2022 08:00 WIB
Gunung Penanggungan Mojokerto
Gunung Penanggungan Mojokerto/(Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Mendaki Gunung Penanggungan di Mojokerto bisa menjadi alternatif untuk mengisi libur Natal dan tahun baru (Nataru) bersama sahabat atau keluarga. Salah satunya untuk menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dari puncak berjuluk Pawitra 1.653 mdpl itu.

Terdapat 3 pilihan jalur pendakian resmi di Kabupaten Mojokerto untuk mencapai puncak Pawitra. Yaitu jalur selatan melalui Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, jalur barat melalui Petirtaan Jolotundo di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, serta jalur utara via Dusun Telogo, Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro.

Para pendaki pemula disarankan melalui jalur Tamiajeng yang lebih landai. Jalur ini dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari. Pos 1 atau pos registrasi di Desa Tamiajeng sekitar 700 mdpl buka 24 jam siap menyambut kedatangan para wisatawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biaya registrasi tetap Rp 10 ribu per pendaki. Parkir sepeda motor Rp 10 ribu, mobil Rp 25 ribu," kata Sekretaris LMDH Sumber Lestari Khoirul Anam kepada detikJatim, Sabtu (24/12/2022).

Jalur Tamiajeng bakal tak seramai momen HUT Kemerdekaan RI yang dilalui 4.000 pendaki. Karena semua jalur pendakian di Jatim sudah dibuka seperti sedia kala. Selain itu, berkaca dari pengalaman sebelum pandemi COVID-19, jalur ini dilalui sekitar 800 pendaki ketika malam tahun baru.

ADVERTISEMENT

"Prediksi kami paling mentok 700 pendaki saat malam tahun baru. Setelah pandemi, rata-rata 300 pendaki di akhir pekan," terang Anam.

Oleh sebab itu, para pelancong bakal lebih nyaman mendaki ke puncak Pawitra di ketinggian 1.653 mdpl. Tidak hanya itu, area perkemahan di Puncak Bayangan sekitar 1.200 mdpl juga bakal longgar. Sebab tempat berkemah ini mampu menampung 2.000 pendaki sekaligus.

Anam pun memberi beberapa tips aman mendaki gunung bersejarah ini agar bisa menikmati sunrise. Menurutnya waktu tempuh bagi pendaki pemula dari pos 1 ke Puncak Bayangan Gunung Penanggungan sekitar 3 jam. Sedangkan dari Puncak Bayangan ke Puncak Pawitra sekitar 2 jam.

Sebelum memulai pendakian, para wisatawan wajib menyiapkan kondisi fisik yang prima dan peralatan standar. Mulai dari tenda, jas hujan, sepatu, jaket, senter, sleeping bag, hingga perbekalan yang cukup. Setiap pendaki minimal membawa 3 liter air minum.

"Peralatan standar itu penting untuk menghadapi cuaca yang tidak menentu. Biasanya kami update informasi dari BMKG. Selain itu Perhutani juga memberikan peringatan. Kalau ada risiko cuaca buruk, jalur kami tutup sementara," jelasnya.

Pendakian dari pos registrasi, lanjut Anam disarankan paling malam pukul 19.00 WIB. Sehingga para pendaki akan tiba di Puncak Bayangan pada tengah malam. Dengan begitu, mereka mempunyai cukup waktu untuk berkemah di Puncak Bayangan guna melepas lelah. Pendakian ke Puncak Pawitra disarankan mulai pukul 03.00 WIB agar bisa menikmati sunrise.

"Kalau tidak membawa tenda, aturannya kami bolehkah naik jam 12 malam agar sampai di puncak sekitar jam 5 pagi. Sehingga tidak terlalu lama kedinginan dan masih bisa menikmati sunrise," tegasnya.

Untuk mengantisipasi maupun menangani insiden yang tak diinginkan, kata Aman pihaknya menyiagakan 35 personil. Terdiri dari 11 personil LMDH Sumber Lestari dan 24 personil dari SAR Penanggungan. Ia mewanti-wanti para pendaki tidak nekat melalui jalur liar demi keselamatan.

"Karena di jalur tidak ada yang bertanggungjawab, tidak ada pengawasan maupun tim SAR di sana. Akan sulit mencari bantuan ketika terjadi sesuatu. Bagaimana pun juga cuaca buruk saat ini tidak bisa diremehkan," cetusnya.

Anam menambahkan pihaknya berencana membuat bumi perkemahan di pos 2 jalur pendakian Tamiajeng sekitar 780 mdpl. Sehingga para wisatawan yang jenuh naik ke puncak maupun para pendaki pemula bisa berkemah di tempat ini sembari menikmati sejuknya udara dan asrinya hutan Gunung Penanggungan.

Selain membuat perencanaan bumi perkemahan, pihaknya juga berupaya mencari solusi pasokan air bersih ke pos 2 dan akses jalan yang memadai. Sebab belum ada sumber air bersih di area tersebut.

"Kendala saat ini belum ada akses jalan dari pos registrasi ke pos 2. Jalur yang ada sekitar 2,4 Km masih berupa makadam. Harapannya kalau jalan itu dibangun, wisatawan bisa naik dengan kendaraannya ke bumi perkemahan di pos 2," tandasnya.



Simak Video "Gunung Penanggungan Membara, Kobaran Api Terlihat hingga Sidoarjo"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/iwd)