Pura Tirta Empul adalah nama sebuah pura yang terletak di desa
Manukaya, kecamatan Tampak Siring, kabupaten Gianyar. Keunikan arsitektur dan
adanya mata air pada area dalam pura, membuat pura Tirta Empul menarik banyak
kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.
Jarak Tirta Empul dari airport Ngurah Rai, kurang lebih 52 kilometer yang
memerlukan waktu 1 jam 30 menit.
Pura Tirta Empul di temukan sekitar tahun 926 Masehi, pada masa
dinasti Warmadewa dari abad 10 sampai abad 14 . Nama pura berasal dari nama
sumber mata air yang dinamakan “Tirta Empul”. Banyak mitos yang beredar di
masyarakat Bali mengenai asal muasal Tirta Empul. Keunikan utama dari pura
Tirta Empul terdapat pada mata air alami yang berada di dalam area pura. Air
dari mata air ini di gunakan oleh masyarakat pemeluk agama Hindu, untuk
permandian menyucikan diri dan memohon tirta suci. Dewa yang di puja di Pura
Tirta Empul adalah Dewa Indra. Mata air ini di beri nama Tirta Empul yang
berarti mata air suci yang timbul dari tanah. Kemudian, di sekitar area mata
air di bangun pura untuk memuja dewa Indra yang di beri nama Pura Tirta Empul.
Di dalam area pura Tirta Empul terdapat dua buah kolam besar dengan
banyak pancoran air. Kedalaman air setinggi pinggang orang dewasa. Air di
kolam sangat jernih dan sejuk. Pada area kolam inilah umat Hindu melakukan
ritual penyucian diri dengan cara membasahi badan dan kepala di bawah air
pacoran . Air pancoran berjumlah 26. Dengan pembagian 22 pancoran berjejer
dari sisi timur ke barat menghadap ke sisi selatan dan 4 pancoran berada pada
sisi timur kolam berjejer dari utara ke selatan. Sebelum melakukan penyucian
diri di pancoran, umat Hindu akan mengaturkan canang pada tiap pancoran. Fungsi
dan nama masing-masing air suci berbeda-beda, ada pancoran yang bernama Tirta
Sudamala, Tirta Penglukatan, dan Tirta Panegtegan.
Untuk wisatawan yang non Hindu diperbolehkan untuk melakukan
pelukatan ( penyucian diri di pancoran), namun harus sesuai aturan yang berlaku
di pura seperti memasuki area pura Tirta Empul, menggunakan kain sarong untuk
menutupi tubuh bagian bawah dan memakai selendang yang diikatkan di pinggang,
khusus untuk wanita tidak dalam keadaan datang bulan. Untuk memudahkan
pengunjung di bagian depan pura telah disediakan loket untuk penyewaan
perlengkapan pakaian tersebut. Waktu terbaik berkunjung ke pura Tirta Empul,
adalah saat bulan Purnama dimana akan banyak umat Hindu yang melakukan persembahyangan
. Dan bila ingin merasakan sensasi melukat (melakukan penyucian diri di
pancoran) , lebih baik berkunjung di pagi hindari hari libur maupun weekend . (foto
oka maya saputri)